Wednesday 8 August 2012

NAFSU DI BULAN RAMADHAN


Mengharapkan masa berlalu itu berpatah balik itu tidak akan mungkin terjadi. Bergitu juga ramadhan ini walaupun kita merindukan akan bulan ramadhan ini tapi ia akan tetap  berlalu dan mengakhirinya. Sama ada waktu yang kita tempuhi di bulan ramadhan ini digunakan sebaiknya atau sebaliknya itu semua adalah hak yang ditentukan oleh diri kita sendiri.

Bercakap soal nafsu di bulan ramadhan dimana semua manusia mempunyainya. Mungkin ada diantara kita tidak mampu untuk menahan nafsu ketika bulan ramadhan tidak kiralah kita masih muda atau rambut sudah mula memutih. Nafsu tidak kenal usia dan waktu dia selalu ada dalam diri manusia, yang boleh mengawalnya adalah diri sendiri sama ada kita dapat mengurangkan atau meningkatan nafsu itu.

Rambut yang telah memutih yang menunjukan kematangan dalam melayari kehidupan ini  belum tentu boleh mengawal nafsu tersebut dan rambut yang masih hitam atau muda bukan semuanya mengikut kehendak nafsu. Pandangan mata kita selalu mengaburi sesuatu yang merasakan sangat indah dan mendorong hati kita untuk memilikinya.

Berbalik kepada bulan ramadhan kita akan menghabiskan wang untuk memperindahkan diri kita, kereta, rumah dan sebagainya. Mungkin untuk menunjukan kita lebih hebat daripada orang lain tanpa kita sendari bahawa kita telah terikut – ikut kehendak nafsu.

Promosi – promosi yang ditawarkan seakan – akan membuta mata kita yang masih nampak  dengan jelasnya. Iman kata jangan benda itu akan menjadi pembaziran tapi nafsu kata beli demi menampakan keunggulan di mata orang sekeliling, disinilah kita tewas. Tewas dengan pujukan nafsu yang tiada syaitan dan menunjukan kelemahan iman yang ada dalam diri kita. Kita boleh mengukur di tahap manakah kedudukan iman yang ada dalam dada.

Apabila kita tewas dengan pujukan syaitan terjadilah kepentingan mengatasi keperluan. Apa yang tidak penting  kita adakanya untuk memenuhi tuntutan nafsu yang kita semai di dalam diri kita selama ini. Ia akan menjadikan kita tewas walaupun berada di dalam bulan yang pernuh keberkatan.

Adakah kita bertanya sendiri kenapa bergitu cepat kita terpengaruh dengan tuntutan nafsu ini sehingga ada yang sanggup untuk berhutang tanpa  memikirkan tentang bahana dimasa akan datang. Jika kita mengikut nafsu, kita tidak akan merasakan puas walaupun kita telah penuhi tuntutan itu.

Sebetulnya kita mamang dituntut untuk meraikan kemenaangan kita iaitu menyambut hari raya tapi jangan sampai memberi kemudaratan  dikemudian hari. Cukuplah sekadar apa yang kita mampu dan jangan bersaing untuk menampakan keunggulan kita untuk mengatasi orang lain.

No comments:

Post a Comment

tulisanhati